Kamis, 21 Juni 2012

Perbedaan PHP Dengan HTML


Perbedaan PHP Dengan HTML

Pengertian PHP
PHP adalah singkatan dari "PHP: Hypertext Preprocessor", yang merupakan sebuah bahasa scripting yang terpasang pada HTML. Sebagian besar sintaks mirip dengan bahasa C, Java dan Perl, ditambah beberapa fungsi PHP yang spesifik. Tujuan utama penggunaan bahasa ini adalah untuk memungkinkan perancang web menulis halaman web dinamik dengan cepat.

PHP merupakan bahasa pemograman web yang bersifat server-side HTML=embedded scripting, di mana script-nya menyatu dengan HTML dan berada si server. Artinya adalah sintaks dan perintah-perintah yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan di server tetapi disertakan HTML biasa. PHP dikenal sebgai bahasa scripting yang menyatu dengan tag HTML, dieksekusi di server dan digunakan untuk membuat halaman web yang dinamis seperti ASP (Active Server Pages) dan JSP (Java Server Pages).

Selasa, 12 Juni 2012

Berbagai Kelompok Dalam Masyarakat Multikultural


 
Kelompok merupakan inti dari kehidupan dalam masyarakat (Henslin, 2006, halaman 120).  Hampir setiap aktivitas individu anggota masyarakat dilakukan dalam kelompok. Bahkan, bagi banyak orang, terputusnya hubungan dengan seluruh jaringan kelompok secara total bermakna sama dengan sebuah hukuman mati.  Kita menjadi “diri kita” melalui keanggotaan kita dalam kelompok.  Cara berfikir, cara berperasaan, dan cara bertindak yang akhirnya menjadi identitas kepribadian kita, dibentuk melalui kelompok, atau tepatnya berbagai kelompok di mana kita menjadi anggotanya, atau kelompok yang kita jadikan rujukan.

Klarifikasi Istilah Kelompok
Dalam kajian ini, yang paling pertama kita lakukan adalah mengklarifikasi istilah kelompok. Dalam pengetian sehari-hari (amic view) kita menggunakan istilah kelompok untuk banyak hal yang dalam studi sosiologi belum tentu memenuhi syarat untuk disebut kelompok. Dengan kata lain, dalam konsep sosiologi (ethic view), tidak semua agregasi atau pengumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompok.
Istilah kelompok pun memiliki makna yang bermacam-macam.  Horton dan Hunt paling tidak mengemukakan empat macam pengertian kelompok. Pertama, kelompok sebagai setiap kumpulan manusia secara fisik, misalnya sekelompok orang yang sedang menunggu [bus, lampu hijau traffic light menyala, dibukanya loket, dan sebagainya]. Dalam pengertian demikian, kelompok itu tidak memiliki ikatan kebersamaan apa-apa, kecuali jarak fisik yang dekat. Banyak ahli sosiologi menyebut kumpulan yang demikian sebagai agregasi atau kolektivitas.
Pengertian yang kedua, kelompok adalah sejumlah orang yang memiliki persamaan ciri-ciri tertentu. Misalnya kaum pria, kaum lanjut usia, anak-anak balita, para jutawan, para perokok, pengguna facebook, dan sebagainya. Istilah yang tepat –menurut Horton dan Hunt—untuk yang demikian ini sebenarnya adalah kategori saja, bukan kelompok.
Pengertian ketiga, kelompok merupakan sejumlah orang yang memiliki pola interaksi yang terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang. Batasan ini tidak mencakup segenap pertemuan yang terjadi secara kebetulan dan bersifat sementara, misalnya antrean orang-orang yang membeli tiket menonton pertandingan sepak bola atau pertunjukan musik.
Termasuk dalam pengertian yang ketiga ini adalah keluarga, klik persahabatan, klub sepakbola, organisasi remaja masjid, organisasi pemuda gereja, dan sebagainya.
Pengertian keempat (Horton dan Hunt cenderung menggunakan ini), kelompok adalah setiap kumpulan orang yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Dengan menggunakan definisi ini, maka dua orang atau lebih yang berada di suatu tempat dan sedang menunggu bus tidak dapat disebut sebagai kelompok. Namun, jika mereka kemudian mengadakan percakapan, atau interaksi dalam bentuk apapun, termasuk berkelahi, maka kumpulan orang itu berubah menjadi kelompok.
Sebuah ilustrasi.
Sebuah bus yang penuh dengan penumpang; apakah menjadikan kumpulan penumpang dalam bus tersebut sebagai kelompok? Bayangkan apabila kemudian para penumpang bus itu mengalami ancaman, misalnya ada seorang pembajak di antaranya? Atau kemudian di antara pemuda dan pemudi yang merupakan bagian dari penumpang itu mulai saling tertarik dan kemudian berinteraksi? Renungkan, mungkinkah orang-orang dalam bus itu akhirnya menjadi kelompok?

Kriteria Kelompok
Robert Biersted seperti dikutip oleh Kamanto Soenarto dalam bukunya Pengantar Sosiologi, mengemukakan tiga kriteria untuk menganalisis kelompok, pertama: (1) ada atau tidaknya kesadaran bahwa mereka memiliki jenis atau karakteristik yang sama, (2) ada atau tidaknya interaksi di antara orang-orang di dalamnya, dan (3) ada atau tidaknya organisasi atau ketentuan-ketentuan formal yang mengatur aktivitas-aktivitas dalam kelompok, misalnya tentang rekruitmen anggota, dan proses-proses yang lainnya.
Berdasarkan analisis menggunakan tiga kriteria tersebut dalam masyarakat dikenal beberapa jenis atau macam kelompok, yaitu: (1) asosiasi, (2) kelompok sosial, (3) kelompok kemasyarakatan, dan (4) kelompok statisik.

Asosiasi
Asosiasi merupakan kelompok yang memenuhi tiga kriteria Biersted tersebut. Suatu asosiasi atau organisasi formal terdiri atas orang-orang yang memiliki kesadaran akan kesamaan jenis, ada hubungan sosial di antara warga kelompok dan organisasi.


Kelompok sosial (Social Groups)
Kelompok yang para anggotanya memiliki kesadaran akan kesamaan jenis serta hubungan sosial di antara warganya, tetapi tidak mengenal organisasi, oleh Biersted disebut sebagai kelompok sosial.

kelompok kemasyarakatan (Societal Groups)
Kelompok kemasyarakatan merupakan kelompok yang berisi orang-orang yang memiliki kesadaran jenis saja, tidak ada hubungan sosial di antara orang-orang tersebut maupun organisasi, disebut sebagai kelompok kemasyarakatan (societal groups).
Misalnya kelompok laki-laki, kelompok perempuan. Orang sadar sebagai “sesama laki-laki” atau “sesama perempuan”, namun tidak ada organisasi ataupun komunikasi di antara mereka.

Kelompok statistik
Bentuk terakhir dari kelompok adalah kategori atau kelompok statistik, yaitu kelompok yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kesamaan jenis (misalnya jenis kelamin, umur, pekerjaan, dan sebagainya), tetapi tidak memiliki satu pun dari tiga kriteria kelompok menurut Biersted. Sebenarnya kelompok statistik bukanlah “kelompok”, sebab tidak memiliki tiga ciri tersebut. Kelompok statistik hanyalah orang-orang yang memiliki kategori statistik sama, misalnya kelompok umur (0-5 tahun, 6-10 tahun, dst.) yang dipakai dalam data penduduk Biro Pusat Statistik. Dalam kelompok ini sama sekali tidak ada organisasi, tidak ada hubungan antar-anggota, dan tidak ada kesadararan jenis.

Macam-macam Kelompok
Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya, agaknya dapat diambil beberapa poin penting sebagai syarat-syarat suatu pengumpulan manusia dapat disebut sebagai kelompok, yaitu (1) Setiap individu harus merupakan bagian dari kesatuan sosial, (2) terdapat hubungan timbal-balik di antara individu-individu yang tergabung dalam kelompok, (3) adanya faktor-faktor yang sama dan dapat memperat hubungan mereka yang tergabung dalam kelompok, seperti nasib yang sama, kepentingan yang sama, tujuan yang sama, tempat tinggal yang sama, dan sebagainya, (4) memiliki struktur atau kaidah, sehingga memiliki pola yang teratur tentang perilaku, dan (5) bersistem dan berproses.
 
Kelompok yang paling sederhana mungkin adalah keluarga. Atau mungkin sebuah dyadic group (kelompok diadik/duaan), misalnya orang yang berpacaran. Keluarga ataupun berpacaran merupakan kelompok yang hampir setiap orang memiliki atau mengalaminya. Dalam kelompok yang disebut keluarga, atau orang yang berpacaran, kelima syarat tersebut dapat ditemukan.
Macam kelompok dalam keluarga, mulai dari keluarga inti/batih, keluarga luas: bisa trah dalam masyarakat bilateral (menganut perhitungan garis keturunan dari ayah dan ibu), atau klen (semacam trah dalam masyarakat yang menganut sistem unilineal, patrilineal atau matrileneal, kadang disebut marga).  Untuk keluarga inti atau batih, pada umumnya masih dapat memenuhi lima syarat tersebut, tetapi kalau keluarga luas, trah atau klen/marga, dapat jadi sudah sekedar memiliki ciri yang sama, yang terkadang juga tidak disadari.
Sebelum lebih lebih lanjut tentang macam-macam kelompok, berikut ini akan dikemukakan beberapa dasar pembentukan kelompok, yaitu (1)  teritorial: misalnya komunitas/masyarakat setempat: RT/RW. Desa, Kab/Kota, Provinsi, dan Negara Bagian, Negara), (2) hubungan darah/keturunan (geneaologis): misalnya keluarga inti, keluarga luas/trah, klan/marga, dan sebagainya, dan (3)  kepentingan atau dapat juga (4) minat, perhatian, keyakinan, atau ideologi yang sama (semuanya dapat disbeut sebagai interest):  sekolah, kelompok arisan, kelompok profesi, kelompok politik, ekonomi, pemerhati budaya, dan sebagainya.

Klasifikasi Merton
Robert  K. Merton menjelaskan kelompok sebagai a number of people who interact with another in accord with established patterns (sekelompok orang yang saling berinteraksi sesuai dengan pola yang telah mapan).  Kelompok tidak sama dengan kolektiva (collectivities), yaitu sejumlah orang yang mempunyai solidaritas atas dasar nilai bersama yang dimiliki serta adanya rasa kewajiban moral untuk menjalankan peran yang diharapkan. Kelompok tidak sama dengan kategori sosial (social categories), himpunan peran yang mempunyai ciri sama, misalnya jenis kelamin atau usia. Dalam kategori sosial tidak terdapat interaksi.

Klasifikasi Emmile Durkheim
Durkheim membedakan antara kelompok yang menganut solidaritas mekanik dan kelompok yang menganut solidaritas organik. Solidaritas mekanik merupakan ciri pada masyarakat yang masih sederhana di mana masing-masing anggota dapat menjalankan peran yang dilakukan oleh orang lain (difusseness: bersifat umum dan serba meliputi), sehingga tidak ada spesialisasi atau pembagian kerja.  Solidaritas organik merupakan ciri pada masyarakat modern/industri/kota/kompleks di mana masing-masing anggota memiliki fungsi dan peran yang khusus dalam hal tertentu saja. Dalam solidaritas organik terdapat kesalingtergantungan antar-bagian/anggota dalam kelompok.

Klasifikasi Ferdinan Tönnies
Tönnies membedakan antara “Gemeinschaft” dengan Gesellschaft”. Gemeinschaft merupakan hubungan-hubungan yang  all intimate, private, and exclusive living together … is understood as life in Gemainschaft (community). Terdapat 3 macam Gemainschaft: (1) by blood, (2) of place, dan (3) of mind.
Gesselschaft (society) is public life, bersifat sementara (kontraktual), berdasarkan kepentingan tertentu, dan bersifat semu.
Tönnies juga menggunakan istilah kelompok mekanik dan organik, tetapi dengan makna yang berbeda dari Durkheim. Bagi Tönnies , gemainschat mrpakan kelompok organik, sedangkan gesselschaft merupakan kelompok mekanik.

Klasifikasi Charles Horton Colley
Colley menjelaskan tentang primary group (kelompok primer), yaitu kelompok yang ditandai oleh pergaulan dan kerjasama face to face (tatap muka) yang intim (menjamin kesejahteraan emosional). Contohnya: keluarga, teman bermain pada anak kecil,  geng, rukun warga serta komunitas pada orang dewasa.
Kondisi fisik kelompok primer: (1) tidak cukup hanya hubungan saling mengenal saja, akan tetapi yang terpenting adalah bahwa anggota-anggotanya secara fisik harus berdekatan, (2) jumlah anggotanya harus kecil, sehingga mereka dapat saling kenal dan saling tatapmuka, (3) hubungan di antara anggota-anggotanya relatif permanen.
Sifat-sifat hubungan primer: (1) kesamaan tujuan, masing-masing anggota mempunyai tujuan dan sikap yang sama, sehingga masing-masing rela berkorban untuk kepentingan anggota kelompok lainnya, (2) hubungan primer bersifat sukarela, sehingga pihak-pihak yang bersangkutan merasa tidak ada tekanan-tekanan melainkan kebebasan, (3) hubungan primer melekat pada kepribadian orang, sehingga tidak dapat digantikan oleh yang lain, dan hubungan berlangsung di segenap aspek kepribadian, termasuk perasaan.
Kelompok sekunder lebih besar daripada kelompok primer, lebih  bersifat anonim, lebih formal, dan lebih tidak mempribadi (personal).  Pada umumya didasarkan pada kepentingan, dan berinteraksi atas dasar status sepesifik, misalnya  kelompok berdasarkan profesi, partai politik, organisasi siswa, organisasi mahasiswa, dll. Berbagai cara orang memperoleh pendidikan, mencari nafkah, dan menggunakan uang atau waktu luang cenderung melibatkan kelompok sekunder.
Walaupun demikian,  kelompok primer juga sering dijumpai dalam kelompok sekunder. Meskipun kelompok sekunder penting bagi kehidupan masa kini kita, tetapi kelompok sekunder sering gagal dalam memberikan kesejahteraan emosional (terkait kebutuhan akan ikatan-ikatan intim/perasaan).  Oleh karena itu, kelompok sekunder cenderung terbagi-bagi ke dalam kelompok primer. Maka: di sekolah dan di tempat kerja orang-orang menjalin persahabatan.

Klasifikasi Sumner: ingroup dan outgroup
Sumner menyatakan bahwa di antara anggota INGROUP dijumpai persahabatan, kerjasama, keteraturan, dan kedamaian.  Istilah lain: fraksi intern, qliques/klik. Sedangkan terhadap OUTGROUP dijumpai adanya  antogonisme, berupa kebencian, permusuhan, bahkan perampokan, pembunuhan, ataupun perang.
Robert K Merton: kelompok membership dan reference.
Membership group:  merupakan kelompok di mana seseorang secara fifik tercatat sebagai anggota. Reference group/ kelompok acuan  merupakan kelompok yang menjadi ukuran (acuan) bagi seseorang yang bukan anggota kelompok untuk membentuk pribadi dan perilakuannya. —  Seorang anggota partai politik tertentu yang  perolehan suara dalam pemilu memenuhi untuk menjadi anggota DPR, akhirnya menjadi anggota DPR. Secara fisik ia tercatat sebagai anggota DPR, sehingga DPR merupakan membership group baginya. Tetapi rujukan perilaku, bahkan jiwa dan pikirannya tetap terikat oleh partai, maka PARPOL di mana ia berasal merupakan reference group baginya.
Robert K Merton, membedakan dua macam reference group (1) tipe normatif (normative), dan (2) tipe perbadingan (comparison).  Tipe normatif merupakan sumber nilai, dan tipe perbandingan merupakan rujukan untuk memberikan status kepada seseorang/kelompok.

Klasifikasi Weber: Kelompok formal dan informal
Pembagian kelompok yang lain adalah KELOMPOK INFORMAL dan FORMAL.  Suatu gejala yang menarik adalah adanya keterkaitan antara KELOMPOK FORMAL dengan INFORMAL, bahwa dalam KELOMPOK FORMAL dapat terbentuk KELOMPOK INFORMAL, dan nilai serta aturan kelompok informal dapat bertentangan dengan kelompok formal.

Kelompok Tidak Teratur
Beberapa kelompok tidak teratur dapat disebut di sini: kerumunan (crowd), massa, dan public. Beberapa yang lain mungkin jejaring sosial (social networks).
1) Kerumunan
  • Ukuran utama kerumunan adalah kehadiran orang secara fisik (berkumpul pada range sejauh mata melihat dan telinga mendengar)
  • Tidak terorganisasi, tetapi dapat mempunyai pemimpin
  • Identitas seseorang tenggelam dalam kerumunan
  • Sifatnya spontan dan sementara, kerumunan akan bubar dengan perginya orang-orang dari kerumunan
  • Tidak memiliki alat pengendalian sosial, norma yang berlaku besifat permukan
Tipe-tipe kerumunan
a)      Khalayak penonton (pendengar formal/formal audience)
Kerumunan demikian mempunyai perhatian dan tujuan yang sama, misalnya penonton bioskop, pengunjung khotbah agama, dsb.
b)     Kelompok ekspresif yang direncanakan (planned expressive group)
Kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang mempunyai tujuan sama tetapi pusat perhatiannya berbeda-beda, misalnya kerumunan orang-orang yang berpesta
c)      Kumpulan orang yang kurang menyenangkan (inconvinent aggregations)
Dalam kerumunan semacam ini kehadiran orang lain merupakan halangan bagi seseorang dalam mencapai tujuan. Misalnya: antre tiket, kerumunan penumpang bus, dst.
d)     Kumpulan orang-orang yang panik (panic crowd)
Ialah kerumunan yang terdiri atas orang-orang yang menghindari bencana/ancaman. Misalnya pengungsi
e)      Kerumunan penonton (spectator crowd)
Yaitu kerumunan orang-orang yang ingin melihat sesuatu atau peristiwa tertentu.  Kerumunan semacam ini hampir sama dengan formal audience, tetapi tidak terencana
f)       Lawless crowd
Yaitu kerumunan orang-orang yang berlawanan dengan hukum, misalnya: acting mobs, yakni kerumunan orang-orang yang bermaksud mencapai tujuan tertentu dengan menggunakan kekuatan fisik. Contoh lain: immoral crowd, seperti formal audience, tetapi bersifat menyimpang.
2) Massa
     Massa merupakan kelompok tidak teratur yang mempunyai ciri-ciri mirip dengan kerumunan, tetapi     terbentuknya disengaja atau direncanakan dengan persiapan (tidak spontan)
Misalnya aksi protes/demontrasi, orang-orang yang mengikuti kegiatan tertentu, seperti sepeda gembira
3)  Publik
  • Publik merupakan kelompok yang tidak merupakan kesatuan.
  • Interaksi terjadi tidak langsung melainkan melalui alat-alat komunikasi, seperti radio, televisi, internet, film, dsb.
  • Alat-alat komunikasi menjadikan publik sebagai kelompok semu yang sangat besar, meskipun  tidak merupakan kesatuan
  • Dasar ikatan publik dapat berupa  nilai-nilai sosial atau tradisi tertentu
4) Jejaring social (social networks)
Jika Anda adalah anggota dari sebuah kelompok besar, mungkin akan menjalin hubungan yang teratur dengan “beberapa orang “ dari kelompok tersebut.  Kaitan antara orang-orang dengan orang-orang dalam klik mereka, keluarga, teman, kenalan, termasuk juga “temannya teman”, dalam studi sosiologi disebut social networks (jejaring sosial).  Suatu jejaring sosial dapat dibayangkan dengan garis-garis yang menjulur keluar dari diri Anda, yang secara bertahap semakin mencakup banyak orang
Para perwira intelejen AS menggunakan analisis social networks untuk penangkapan Sadam Hussein.   Perwira-perwira itu menyusun  “people map”, dengan foto SH di pusat sasaran dan foto-foto orang dekat SH di sekitarnya, ada yang di lingkaran dalam  (intim) dan luar.  Informasi keberadaan SH diperoleh dari orang-orang yang berada di luar lingkaran intim, karena orang-orang di dalam lingkaran intim akan menyimpan rahasia
Komunitas = Masyarakat Setempat
  • Merupakan bagian masyarakat yang tinggal pada suatu wilayah (geografik) dengan batas-batas tertentu dengan faktor utama yang menjadi dasar adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota-anggotanya daripada interaksi mereka dengan orang-orang dari luar wilayah (Robert mciver dan Charles Horton Page)
  • Dasar:  (1) Lokalitas: satuan wilayah (geografik), (2) Community sentiment: perasaan saling dekat engan orang-orang yang sekomunitas
  • Unsur-unsur community sentiment:  (1) seperasaaan, unsur ini muncul akibat dari warga komunitas mengidentifikasikan dirinya dengan sebanyak mungkin orang yang ada di dalam komunitas, sehingga muncul kelompok kami dan perasaan kami yang pada giliran berikutnya memunculkan altruisme, kepentingan-kepentingan diri diselaraskan dengan kepentingan komunitas), (2) SEPENANGGUNGAN, setiap individu sadar akan perannya dalam kelompok, dan (3) SALING MEMERLUKAN, individu satu memerlukan individu lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya.
  • Penggunaan istilah komunitas dalam masyarakat berkembang menjadi tidak hanya untuk satuan sosial dengan  kategori utama kesatuan wilayah, tetapi juga kesukaan (hobi), minat dan perhatian yang sama, dll. Faktor utamanya: hubungan yang lebih dekat/interaksi yang lebih besar di antara para anggota-anggotanya
Terakhir akan disampaikan tekanan pengertian tentang kelompok formal atau asosiasi, agar para siswa mudah membedakannya dengan kelompok sosial.

Kelompok Sosial

Perkumpulan (asosiasi)
Kelompok primer Perkumpulan sekunder
Gemainschaft Gesellschaft
Hubungan familistik Hubungan kontraktual
Dasar organisasi adat Dasar organisasi buatan
Pimpinan berdasarkan kewibawaan/charisma Pimpinan berdasarkan wewenang dan hukum
Hubungan berasas perorangan Hubungan berasas guna/kepentingan dan anonim

Robert M.Z. Lawang mengemukakan ciri-ciri organisasi formal (asosiasi) sebagai berikut:
(1) bersifat persistent (tetap/terus menerus),
(2) memiliki identitas kolektif yang tegas,
(3) memiliki daftar anggota yang rinci,
(4) memiliki program kegiatan yang terus menerus, dan
(5) memiliki prosedur keanggotaan.


http://agsasman3yk.wordpress.com/2011/02/01/berbagai-kelompok-dalam-masyarakat-multikultural/#more-1441

PEMBIASAN CAHAYA.

Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.
1. Persamaan indeks bias mutlak
1
2. Hukum Pembiasan Cahaya
2
Lensa adalah peralatan sangat penting dalam kehidupan manusia. Mikroskop menggunakan susunan lensa untuk melihat jasad-jasad renik yang tak terlihat oleh mata telanjang. Kamera menggunakan susunan lensa agar dapat merekam obyek dalam film. Teleskop juga memanfaatkan lensa untuk melihat bintang-bintang yang jaraknya jutaan tahun cahaya dari bumi.
Kuat lensa berkaitan dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan sinar) suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak fokus, semakin kuat kemampuan lensa itu untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk Lensa negatif, semakin kecil jarak fokus semakin kuat kemampuan lensa itu untuk menyebarkan berkas sinar. Oleh karenanya kuat lensa didefinisikan sebagai kebalikan dari jarak fokus.
Rumus Kuat Lensa
3
Pembentukan Bayangan Pada Lensa
4
Lensa Gabungan





5

Kamis, 31 Mei 2012

Pengaruh Kebudayaan Hindu-Budha, Eropa, & Islam dalam Kehidupan Sehari-hari


Pengaruh Budaya Hindu-Buddha di Indonesia
Pengaruh Hindu-Buddha bukan pada tataran agama belaka. Pengaruh tersebut meliputi baik bahasa, bangunan, teknologi, aksara, politik, ataupun sistem sosial. Kendati sekurangnya telah teridentifikasi pengaruh awalnya sejak tahun 400-an Masehi, pengaruh Hindu-Buddha tetap dapat diidentifikasi di kehidupan Indonesia kontemporer saat ini. Jill Forshee bahkan mencatat, sejak abad pertama Masehi telah tercatat kontak-kontak antara masyarakat asli Indonesia dengan India juga Cina. Kontak ini terutama melalui jalur hubungan laut.
Pengaruh Kebudayaan Eropa di Indonesia
Ø  Dampak Positif
Berikut merupakan dampak positif kebudayaan barat bagi indonesia yaitu:
·         Perubahan pola pikir dan sikap. Globalisasi dan modernisasi yang berkembang di barat mampu mengubah pola pikir serta sikap masyarakat yang semula berfikir irasional menjadi rasional.
·         Kemajuanilmu pengetahuan dan teknologi dari barat telah memberikan berbagai kemudahan bagi masyarakat  sekaligus memotivasi masyarakat untuk maju dalam segala hal.
·         Perkembangan industri barat dalam memproduksi berbagai alat transportasi dan komunikasi yang canggih telah meningkatkan taraf hidup masyarakat karena jumlah pengangguran jadi berkurang.

Ø  Dampak Negatif
Selain dampak positif, kebudayaan barat juga menimbulkan dampak negatif . hal inilah yang patut di waspadai agar masyarakat tidak terjerumus pada hal negatif. Berikut merupakan dampak negatif budaya barat, yaitu :
·         Banyaknya produk impor. Produk dalam negri menjadi terpinggirkan akibat maraknya barang impor.
·         Menyebabkan kesenjangan sosial di masyarakat. Perkembangan teknologi luar yang semakin canggih membuat masyarakat merasa tidak butuh pertolongan sesama. Hal ini menimbulkan sikap tak acuh dan individualisme.
·         Berkembangnya gaya hidup kebarat-baratan.seperti telah di sebutkan bahwa budaya barat cenderung dengan kegidupan seba bebas. Hal inlah yang membuat anak-anak jaman sekarang kehhilangan rasa hormat pada orang tua, menganut pergaulan bebas, dan gaya hidup hedonis.
Islam Sebagai Agama Terbesar Di Indonesia
Ø  Pengaruh Islam Dalam Adat Istiadat Di Indonesia
Adat istiadat di Indonesia yang berkembang dipengaruhi oleh peradaban islam, diantara pengaruh itu adalah ucapan salam yang selalu diucapkan setiap muslim atau penggunaannya juga pada acara-acara resmi pemerintahan yang selalu menggunakan salam berupa kalimat “Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh”. Hal ini menandai adanya pengaruh adat istiadat dalam kehidupan dalam kehidupan masyarakat Indonesia.  Pengaruh penting lainnya adalah berupa ucapan-ucapan kalimat dalam do’a yang merupakan pengaruh dari tradisi islam yang lestari, misalnya ucapan Basmalah ketika akan melakukan suatu pekerjaan.
Ø  Pengaruh Islam Dalam Pendidikan
Salah satu tugas penting yang dilakukan Departemen Agama adalah menyelenggarakan pendidikan, membimbing dan mengawasi pendidikan agama. Lembaga-lembaga islam telah berkembang dalam beberapa bentuk sejak zaman penjajahan belanda, salah satu pendidikan tertua di Indonesia adalah pesantren yang tersebar di berbagai pelosok daerah, lembaga ini dipimpin oleh seorang ulama atau kyai.
Pada awal abad ke-20 persoalan administrasi dan organisasi pendidikan mulai mendapat perhatian pada beberapa kalangan untuk memahami dan bukan menghafal, ditekankan dan pengertian ditumbuhkan, itulah yang dinamakan madrasah. Pada umumnya madrasah ini dibagi menjadi tiga jenjang yaitu tingkat dasar/ Ibtidaiyah, tingkat lanjutan pertama/ Tsanawiyah dan tingkat lanjutan atas/ Aliyah.
Berdirinya Depag dan mulai mendapat perhatian serius dari pemerintah, Depag segera membentuk seksi khusus yang bertugas untuk menyusun pelajaran dalam pendidikan agama, mengawasi pengangkatan guru agama dan mengawasi pendidikannya, pada tahun 1946 Depag mengadakan latihan oleh 90 orang guru agama, 45 orang kemudian diangkat menjadi guru agama akhirnya pada tahun 1948 didirikan sekolah hakim dan guru di solo.



Ø  Pengaruh Islam Dalam Politik Dan Pemerintahan
Berdasarkan UUD 1945 dan pancasila, umat islam bebas menjalankan ajaran agamanya tanpa mendapat ancaman atau gangguan dari pemeluk agama lain.
Dari dasar ketuhanan Yang Maha Esa sebagai dasar dan terjaminnya kehidupan beragama, tertuang dalam Pembukaan undang-Undang Dasar 1945, batang tubuh UUD 1945, serta dalam ketetapan-ketetapan MPR .
Berdasarkan hal-hal tersebut kehidupan beragama di Indonesia mendapat jamianan hukum yang kuat. Oleh karena itu, pemeluk islam mempunyai kebebasan untuk menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
Islam mempunyai pengaruh dalam percaturan politik dan pemerintahan di Indonesia yang dapat dibuktikan dengan :
1.      Sila pertama dari Pancasila.
2.      Terbentuk Departemen Agama di Indonesia
3.      Para Kepala Negara dan menterinya mayoritas orang islam.
4.      Adanya lembaga khusus untuk umat islam yaitu MUI.
5.      Ditetapkannya hari-hari besar keagamaan sebagai hari besar nasional.
6.      Dalam upacara kenegaraan selalu dibuka dengan ucapan Assalamu Alaikum dan ditutup dengan do’a secara islam.
Ø  Pengaruh Islam Dalam Hukum Dan Peradilan
Pengaruh islam dalam hukum dan peradilan terangkum dan terlihat jelas dalam rancangan undang-undang peradilan yang saat ini telah disahkan oleh Presiden Soeharto menjadi Undang-Undang No. 7 tahun 1989 tentang :
1.      Perkawinan
2.      Warisan, wasiat dan hibah yang dilakukan berdasarkan hukum islam
3.      Wakaf dan sedekah
4.      Fatwa ulama (MUI) dijadikan pertimbangan dalam setiap kebijakan yang menyangkut umat dan bangsa
Ø  Pengaruh Islam Dalam Seni Dan Arsitektur
Pengaruh seni dalam hal ini yang paling menonjol adalah irama lagu-lagu kosidah dan lagu-lagu yang bernafaskan ajaran islam. Syair pujian yang mengagungkan nama-nama Allah yang sering diucapkan oleh umat islam, merupakan bukti pengaruh ajaran islam terhadap kehidupan beragama masyarakat islam di Indonesia dan masih banyak lagi karya seni yang bernuansa islami kaligrafi, rebana dan lain-lain.
 bentuk arsitektur bangunan rumah peribadatan, banyak bangunan masjid yang ada di Indonesia terpengaruh dari bangunan masjid yang ada di negara-negara islam, baik yang ada di timur tengah ataupun di tempat-tempat lainnya di dunia islam

Masalah Pada Printer Laser


Masalah Pada Printer Laser

 


Printer adalah sebuah perangkat yang dihubungkan pada komputer yang berfungsi untuk memproduksi cetakan baik berupa tulisan ataupun gambar dari komputer pada media kertas atau yang sejenisnya.
Secara umum printer ada tiga macam, yaitu jenis Printer Laser jet, Printer Inkjet dan printer Dot Matrix
Untuk posting kali ini akan membahas tentang printer laser. masalah – masalah yang mungkin kita hadapi antara lain :
Prinsip kerja dasar dari laser printer adalah listrik statis, energi yang sama yang bisa membuat pakaian menempel pada pengering atau kilatan petir yang menyambar ke tanah. Listrik statis adalah muatan listrik sederhana yang terjadi pada objek yang terisolasi, seperti balon atau tubuh kita. Sejak muatan atom yang berlawanan saling berinteraksi, objek yang berbeda muatan listriknya akan saling tarik-menarik.
  1. Paper Jams ( kertas terjepit) ; Kertas yang lembab atau tidak layak dapat menyebabkan paper jams atau terjepit, mesin printer yang kotor oleh debu yang menempel pada kertas kadang dapat juga menyebabkan kertas terjepit. Jika paper jams terjadi pada printer anda, bukalah penutup printer dan cobalah untuk mengeluarkan kertas yang tersangkut dengan cara menarik kertas keluar searah dengan arah keluarnya kertas. Bersihkan dan dilap permukaan ban penggulung atau roller serta sisi-sisi dalam mesin dengan menggunakan kain yang lembut.
  2. Kertas hasil cetak berkerut / wrinkle/ kriting ; Pengait pada penggulung kertas yang sudah usang / aus dapat menyebabkan kertas hasil cetak berkerut. Ukuran kertas yang tidak sesuai dengan pemasangan sensor batas pencetak dapat pula menyebabkan kertas berkerut. Kertas yang lembab atau tidak kering benar dapat pula menghasilkan keluaran yang berkerut. Cobalah untuk menyesuaikan ukuran kertas dengan path pengait-penggulung dan usahakan menggunakan kertas yang mulus dan bersih.
  3. Garis-garis pada lembar cetak ; Jika cetakan halaman kertas terdapat garis-garis hitam, hal ini dikarenakan oleh beberapa penyebab, biasanya hal ini dikarenakan oleh terdapatnya benda asing yang menempel pada scanner atau kaca pemantul. Jika permasalahan tidak berada pada kaca pemantul bisa jadi berada pada unit imaging. Jika anda memiliki cartridge yang lain ( lebih dari satu ) disarankan anda mengganti cartridge dengan yang lain yang sekiranya bagus. Hal ini dapat mengatasi permasalah diatas. Jika printer memakai system multi-komponen ( drum, toner, pengembang yang masing-masing unit terpisah) , ini membuat permasalahan semakin rumit. Namun diantaranya pasti ada yang bermasalah. Toner biasanya tidak ada masalah. Jika terdapat garis hitam besar/ lebar pada halaman cetak, biasanya dikarenakan oleh drum yang sudah aus atau lemah, dan perlu diganti dengan drum yang baru untuk mengatasi masalah tersebut.
  4. Titik-titik hitam pada halaman ; Jika terdapat garis terdapat titik-titik hitam seperti taburan toner pada lembar cetak, masalah biasanya terdapat pada unit pengembang cartridge. Dan biasanya hal ini sulit untuk dibetulkan kecuali dengan mengganti dengan yang baru pengembang yang bersangkutan. Jika titik hitam diulang atau terdapat urut kebawah pada lembar cetak, biasanya ada cacat atau benda yang menempel pada unit drum. Usaplah dengan kain halus untuk menghilangkan benda asing yang menempel atau dengan mengganti drum jika terdapat lubang kecil pada permukaan drum. Namun masalah ini bisa juga terdapat pada sensor pencetak yang kotor dan jika demikian maka harus diservis sekaligus apabila memungkinkan.
  5. Lembar cetak kosong / tidak rata ; Jika terdapat garis terang atau daerah kosong / buram pada hasil cetak, hal ini disebabkan oleh toner yang menipis atau belum membaur sempurna. Pastikan anda memiliki serbuk toner yang cukup dalam cartridge yang dapat mencapai drum. Masalah lain mungkin disebabkan oleh kenyataan bahwa permukaan drum tak dapat menyentuh toner karena unit penyaring wiperblade, dr.blade yang sudah aus/ keras. Ini berarti anda harus mengganti komponen yang terkait. Seringkali permasalahan bukan berada pada mesin atau cartridge , tetapi pada kertas. Dalam hal ini kertas lembab atau mengandung minyak sehingga toner atau tinta tidak dapat menempel dengan sempurna pada kertas. Ini biasanya seperti titik terang atau corengan buram pada lembar cetak. Jika anda kurang yakin, pastikan selalu menggunakan kertas yang bersih dan kering untuk melihat hasilya.
  6. Double focus / imaging ; Penyebab utama dari double focus / imaging pada halaman adalah dalam pengaturan pemasangan pengatur / fuser assembly yang tidak sesuai. Kombinasi yang tidak cocok antara drum dan toner juga bisa jadi penyebabnya. Jarang sekali produsen yang menghasilkan komponen yang tidak cocok dengan pengaturan fusernya . Beberapa jenis printer kadang tidak berjalan normal dengan interupsi aplikasi yang anda gunakan mungkin salah dalam penggunaan tinta yang menyebabkan masalah. Aturlah interupsi aplikasi anda terhadap pencetak melalui berapa jumlah titik per inci ( dot per inch ) / dpi.
  7. Garis melintang pada halaman ; Tempat ampas atau pembuangan toner pada cartridge mungkin penuh.Ganti dan bersihkan tempat pembuangan. Koneksi / hubungan yang kurang tepat antara unit imaging dengan mesin dapat pula menyebabkan hal ini. Bersihkan hubungan / penghubung dengan kain atau handuk. Bisa jadi toner cartridge tidak terpasang sempurna pada pencetak atau salah pasang drum. Atau ganti dengan cartridge yang lain dan ini akan mengatasi masalah.
  8. Halaman gelap ; Bisa jadi karena idensitas di-set terlalu pekat, coba terangkan focus/ image. Beberapa printer memiliki control idensitas tersendiri. Drum yang sudah aus bisa jadi masalah serta kualitas toner yang jelek bisa juga jadi penyebabnya. Beberapa toner dipasaran memiliki kepekatan yang kurang baik, oleh karena itu coba atur idensitas yang diinginkan seperti menggunakan toner dari djava print di mana kepekatan dari toner dijamin bagus dan menyerupai original. Jika tetap berlanjut, segera hubungi kami. Printer anda harus dibersihkan total dari kotoran yang ada pada lensa internal, jalur kertas , koneksi-koneksi dan pemantul.
  9. Bunyi tidak wajar ; Jika anda menggunakan toner cartridge, ganti dengan yang lain apakah permasalahan akan hilang, jika tidak hubungi teknisi  print. Beberapa permasalahan biasanya hanya bisa diselesaikan oleh teknisi. Karena bisa jadi kipas, roda gigi, bodi mesin dan komponen elektrik lainnya yang bermasalah.